Sunday, May 28, 2006

#21: Visi

Vision
Kualitas terakhir dari seorang pemimpin yang ditulis di buku 21 Kualitas Kepemimpinan Sejati oleh John Maxwell adalah memiliki visi. Visi memberikan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Bila sebuah organisasi tidak dipimpin dengan visi yang jelas, maka organisasi tersebut tidak akan berkembang. Mungkin kegiatan operasional sehari-hari tetap bisa berjalan, namun tidak akan mencapai suatu kemajuan berarti. Sebuah organisasi yang tidak memiliki visi yang jelas juga membuat orang-orang yang terlibat di dalamnya merasa bosan dan terjebak dalam rutinitas.

#21: Visi – Anda Dapat Meraih Hanya Yang Dapat Anda Lihat
  • Visi adalah hal yang memimpin para pemimpin. Visi memicu serta membakar semangat, dan mendorongnya maju.

  • Visi juga merupakan pemicu orang lain menjadi pengikut sang pemimpin.

  • Visi berasal dari dalam diri kita, ia berasal dari karunia-karunia serta hasrat kita. Jika anda tidak dapat menemukan visi anda, pertimbangkanlah untuk bekerja sama dengan seorang pemimpin yang visinya memotivasi Anda.

  • Visi juga timbul dari pengalaman dan sejarah orang-orang di sekitar kita.

  • Jika visi itu benar-benar berharga, maka ia tidak sekedar melibatkan, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi orang lain.

  • Visi yang benar-benar berharga harus melibatkan Allah karena hanya Dialah yang mengetahui kemampuan Anda sepenuhnya.

“Where there is no revelation, the people cast off restraint”
-- Proverbs 29:18 (NIV)

#20: Sikap Mau Diajar

Teaching
Orang yang tidak mau terus belajar adalah orang yang malas atau orang yang sombong. Malas adalah salah penyebab kegagalan yang terutama, sedangkan sombong adalah sifat yang bisa membuat orang lain muak dan akhirnya dapat menjatuhkan orang itu sendiri. Untuk terus berkembang, orang harus memiliki sikap mau diajar, dia harus rendah hati dan memiliki hasrat untuk selalu mencapai yang lebih baik dari sebelumnya.

#20: Sikap Mau Diajar – Untuk Terus Memimpin, Teruslah Belajar
  • Sikap tidak mau diajar seringkali berakar pada prestasi. Ada orang yang dengan keliru percaya bahwa jika mereka dapat mencapai sasaran tertentu, mereka tidak perlu bertumbuh lagi.

  • Begitu kita tidak mau diajar dan berhenti bertumbuh, maka semua potensi kita akan lenyap.

  • Sikap mau diajar menuntut kita untuk mengakui bahwa kita tidak mengetahui segalanya, dan itu bisa membuat kita tampak payah.

  • Sebagai pemimpin yang mau diajar, Anda akan membuat kekeliruan. Namun lupakan kekeliruan itu dan ingatlah pelajaran apa yang bisa anda dapat darinya.

  • Kekeliruan terbesar adalah merasa terus menerus takut untuk membuat kekeliruan.

  • Untuk menerapkan sikap mau diajar, kita dapat mencoba sesuatu yang baru serta tetap belajar di bidang yang menjadi kekuatan kita.

"He who stops being better stops being good."
— Oliver Cromwell

#19: Kepelayanan

Mother Theresa
Kepelayanan adalah ciri ke 19 dari 21 kualitas pemimpin sejati menurut John Maxwell. Pemimpin yang baik harus dapat melayani orang lain dan memberikan nilai tambah pada mereka, bukan memanfaatkan orang lain. Penerapan kepemimpinan yang melayani dalam perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pekerja. Menurut survey dari AC Nielsen, bila kepuasan bekerja meningkat maka dengan sendirinya laba finansial juga meningkat.

#19: Kepelayanan – Agar Maju, Dahulukanlah Orang Lain
  • Kepelayanan bukan soal posisi atau keterampilan, tetapi soal sikap.

  • Kepelayanan artinya sengaja mencari tahu kebutuhan orang lain, sengaja menawarkan diri untuk membantu, dan dapat menerima bahwa keinginan mereka itu penting.

  • Pemimpin dapat melihat kebutuhan orang lain, mengambil kesempatan untuk melayani, dan tidak mengharapkan balasan apapun.

  • Kepelayanan bukan bermotif manipulasi atau promosi diri, melainkan didorong oleh kasih.

  • Jika anda ingin memimpin di tempat tertinggi, bersedialah untuk melayani di tempat terendah.

“Instead, whoever wants to become great among you must be your servant, and whoever wants to be first must be slave of all.”
-- Mark 10:43-44 (NIV)

#18 : Disiplin Diri

Buckingham Palace guard
Kualitas ke 18 dari pemimpin adalah memiliki disiplin diri. Orang yang disiplin tidak menunggu perintah orang lain untuk melakukan hal yang benar. Orang ini memiliki keuletan yang membuatnya memiliki kuasa untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Orang yang disiplin mau membayar harga untuk mencapai kesuksesan.

#18 : Disiplin Diri – Orang Pertama Yang Anda Pimpin Adalah Diri Sendiri
  • Seberapa berbakatpun seorang pemimpin, karunianya takkan pernah mencapai potensi maksimal tanpa disiplin diri.

  • Orang yang mengerjakan yang harus dikerjakannya hanya jika ia bersemangat atau jika terasa nyaman, takkan sukses.

  • Disiplin harus menjadi gaya hidup. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengembangkan sistem serta rutinitas di bidang-bidang yang penting bagi pertumbuhan serta sukses jangka panjang.

  • Disiplin dapat dikembangkan dengan cara menunda imbalan hingga tugas selesai, serta tetap memiliki fokus pada hasil atau imbalan ketimbang memikirkan kesulitan-kesulitan pekerjaan anda.

  • Kita harus memiliki prioritas pada bidang-bidang yang sesuai, dan menindaklanjutinya dengan disiplin, serta membuang segala macam alasan yang dapat membuat kita menyerah.

"The first and the best victory is to conquer self."
-- Plato

#17: Kemapanan

Jose Mourinho, Chelsea's manager
Kualitas ke 17 dari pemimpin adalah memiliki kemapanan. Pada buku aslinya yang berjudul The 21 Indispensable Qualities Of A Leader, kualitas ke 17 ini dituliskan John Maxwell sebagai security atau perasaan aman. Untuk dapat memiliki sifat kemapanan kita harus mengenali dan menghargai diri kita sendiri.

#17: Kemapanan – Kompetensi Takkan Pernah Dapat Mengkompensasikan Ketidakmapanan
  • Orang yang tidak mapan akan selalu mencari-cari pembenaran, pengakuan, serta kasih. Orang seperti ini fokusnya adalah menemukan kemapanan, bukan menanamkannya pada orang lain.

  • Orang yang mapan memiliki pandangan yang konsisten terhadap dirinya sendiri.

  • Pemimpin yang tidak memiliki kemapanan tidak dapat membuat orang lain merasa mapan (secure / aman), sebaliknya pemimpin yang mapan dapat memberikan kekuatan pada orang lain.

  • Orang yang mapan dapat percaya pada orang lain karena mereka percaya pada diri sendiri. Jika ada orang yang sukses, mereka tidak merasa terancam. Justru mereka akan mengumpulkan orang terbaik lalu membangunnya agar dapat berprestasi maksimal

“Nothing is a greater impediment to being on good terms with others than being ill at ease with yourself.”
-- Honore de Balzac (Novelist)

Saturday, May 27, 2006

#16: Tanggung Jawab

Winston Churchill
Kualitas ke 16 dari 21 karakter pemimpin sejati (diambil dari buku 21 Kualitas Kepemimpinan Sejati yang ditulis John Maxwell) adalah memiliki tanggung jawab. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang, tanggung jawab yang diberikan kepadanya akan lebih besar. Jadi kita tidak mungkin mengalami peningkatan dalam hidup, jika tidak mau dan tidak berani bertanggung jawab. John Maxwell mengatakan seorang pemimpin dapat melupakan apapun kecuali tanggung jawab akhir.

#16: Tanggung Jawab – Jika Anda Tidak Mau Membawa Bolanya, Anda Takkan Dapat Memimpin Timnya
  • Semua orang bertanggung jawab atas hidupnya sendiri. Mereka harus dapat menghadapi kenyataan hidup apapun tanpa menyalahkan orang lain.

  • Orang yang bertanggung jawab bersedia melakukan apapun untuk menuntaskan pekerjaan yang telah dibutuhkan organisasinya.

  • Orang bisa bersemangat menuntaskan tugasnya dengan cara berpikir bahwa ia bekerja untuk dirinya sendiri.

  • Orang yang memiliki sasaran tinggi dan bekerja keras untuk mencapainya dengan sendirinya akan menjadi orang yang bertanggung jawab.

  • Kualitas terutama dari orang yang bertanggung jawab adalah ia dapat menuntaskan apa yang dikerjakannya.

“The price of greatness is responsibility.”
-- Winston Churchill

#15: Hubungan

Churchill and Roosevelt on London's Bond Street
Ciri yang ke 15 dari 21 kualitas pemimpin sejati adalah mereka menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarnya. Orang hanya mau mengikuti orang yang akur dengan mereka. Tidak mungkin orang mau mengikuti orang lain yang tidak ia sukai kecuali dengan terpaksa karena hirarki jabatan. John Maxwell mengatakan, “Orang tidak peduli seberapa banyak yang Anda ketahui, hingga mereka tahu seberapa jauh Anda peduli".

#15: Hubungan – Jika Anda Akur, Merekapun Akur
  • Pemimpin yang dapat menjalin hubungan yang baik dengan sesama adalah pemimpin yang memiliki kemampuan memahami pikiran dan perasaan orang lain.

  • Kemampuan untuk memperlakukan tiap orang secara khusus, mengerti dirinya, dan menemukan kecocokan adalah faktor utama dalam menjalin hubungan dengan sesama.

  • Pemimpin memiliki empati dan dan kemampuan untuk menemukan yang terbaik dalam diri orang lain.

  • Orang menghormati pemimpin yang memperhatikan kepentingan mereka. Fokuskan pada apa yang dapat anda berikan pada orang lain, ketimbang memfokuskan apa yang bisa anda dapat dari mereka.

  • Keterampilan menjalin hubungan yang baik dapat dilatih dengan belajar buku-buku atau mendengarkan kaset-kaset, meluangkan waktu untuk mengamati orang lain, dan berbicara dengan mereka untuk menerapkan apa yang telah anda pelajari.

  • Berusahalah untuk memberikan nilai tambah pada orang lain dan memperbaiki hubungan-hubungan yang telah retak.

“If it is possible, as far as it depends on you, live at peace with everyone.”
-- Romans 12:18 (NIV)

Thursday, May 25, 2006

#14: Pemecahan Masalah

Walking With Wei Qi
Setiap orang dalam hidupnya selalu menemui banyak masalah. Satu-satunya orang yang tidak memiliki masalah adalah orang mati. Jadi jika anda takut dalam menghadapi masalah, ya sebaiknya tidak usah hidup :-). Seorang pemimpin efektif selalu bangkit menghadapi tantangan. Itulah yang membedakan pemenang dengan perengek. Dalam bahasa Cina, kata krisis – Wei Qi – terdiri dari dua karakter. Karakter pertama artinya bahaya, sedangkan karakter kedua artinya peluang.

#14: Pemecahan Masalah – Jangan Biarkan Berbagai Persoalan Anda Menjadi Masalah
  • Orang merespon masalah dengan cara: menolak, menerima dan menanggungnya, menerima dan berusaha menjadikan segalanya lebih baik. Pemimpin harus selalu memilih respon terakhir.

  • Di saat sulit, sebaiknya kita ingat bahwa selalu ada saja masa-masa seperti ini. Pemimpin yang efektif akan menghadapi kenyataan dari situasi yang ada.

  • Jangan pernah mencoba memecahkan seluruh persoalan sekaligus. Suruhlah mereka antri satu per satu.

  • Jika menghadapi banyak masalah, pastikan anda benar-benar mengatasi yang sedang anda hadapi sebelum berpindah ke persoalan berikutnya.

  • Pemimpin yang efektif membuat keputusan besar ketika berada pada masa-masa yang baik, bukan pada saat mengalami masa sulit.

  • Kemampuan memecahkan masalah datang dari pengalaman dalam memecahkan masalah. Jadi jangan menghindari masalah, carilah masalah.

  • Jangan pernah biarkan orang lain menghambat impian Anda.

  • Cobalah menggunakan meode TEACH untuk memecahkan masalah:

    1. Time (Waktu) – luangkan waktu untuk menemukan persoalannya

    2. Exposure (Pengalaman) – cari tahu apa yang dilakukan orang lain

    3. Assistance (Bantuan) – suruhlah tim anda untuk mempelajarinya dari berbagai sudut

    4. Creativity (Kreativitas) – mintalah berbagai masukan tentang solusi-solusi yang mungkin

    5. Hit it (Seranglah) – laksanakanlah solusi yang terbaik

"Anda dapat mengukur seorang pemimpin dari persoalan-persoalan yang ditanganinya. Ia selalu mencari persoalan yang setara dengannya.
-- John C. Maxwell

#13: Sikap Positif

Half Empty Glasses
Karakter 13 dari 21 kualitas pemimpin sejati menurut John Maxwell adalah sikap positif. Saya percaya sikap positif berawal dari pikiran yang positif. Akhir-akhir ini banyak buku yang mengulas tentang pola berpikir atau mindset. Bila kita memiliki pikiran positif maka kita dapat memberikan respon positif akan hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Bahkan Tommy Siawira, yang terkenal dengan seminar FireWalknya, pada acara Annual Motivation Congress 2006 di Surabaya dengan ekstrem mengatakan bahwa tubuh kita ini sebenarnya tidak tahu untuk membedakan apakah suatu hal itu benar-benar terjadi atau hanya berasal dari pikiran saja.

Ia memberikan contoh dengan menyuruh audience untuk membayangkan sebuah jeruk yang rasanya masam. Dia mendeskripsikan jeruk masam tersebut melalui kata-kata dengan sangat baik sehingga sebagian besar audience mengaku bahwa mulut mereka terasa masam :-). Saya setuju dengan hal ini, dan saya memiliki contoh lain yang seringkali dialami banyak orang, yaitu mengenai kekuatiran. Bila pikiran kita kuatir secara terus-menerus, maka kesehatan kita akan menjadi terganggu. Kekuatiran akan suatu hal yang tidak terjadi bisa membuat tubuh kita merespon negatif dan akibatnya kesehatan kita menjadi terganggu.

Natalie Glebova, Miss Universe 2005 dari Kanada mendapat pertanyaan dari Miss Republik Dominika, “Apakah tantangan terbesar dalam hidup anda?”
Dia menjawab, "Tantangan hidup saya yang terbesar adalah selalu mencoba untuk berpikiran positif. Saya menganggap diri saya merupakan jenis orang yang melihat dunia sebagai gelas setengah-penuh, dan bukan gelas setengah-kosong. Dan meskipun kadangkala sangat sulit untuk melihat hidup dengan cara ini, Saya selalu mencoba untuk mempertahankan sisi positif dalam hidup."

#13: Sikap Positif – Jika Anda Percaya Bisa, Anda Pasti Bisa
  • Sikap positif dapat menentukan kematangan diri kita secara individu dan dapat berdampak pada interaksi kita dengan orang-orang di sekitar kita.

  • Jika anda perhatikan hidup orang yang memiliki sukses langgeng dalam bidang apapun, anda akan menemukan bahwa mereka memiliki pandangan hidup yang positif.

  • Dalam keadaan apapun, baik maupun jelek, kita dapat memilih bagaimana untuk menyikapi hal tersebut. Kita diberi free will atau kehendak bebas oleh Tuhan untuk membuat pilihan-pilihan dalam bersikap.

  • Sikap yang positif dapat menular dan mempengaruhi orang lain untuk ikut bersikap positif. Jadi seorang pemimpin wajib memiliki sikap yang positif agar dia dapat memberikan teladan yang benar bagi pengikutnya.

  • Untuk meningkatkan sikap positif, kita harus memberikan makanan yang tepat pada diri kita. Selain makanan jasmani, kita juga perlu memberi makanan pada jiwa atau pikiran kita, bahkan pada roh kita. Makanan untuk pikiran kita bisa didapat dari buku-buku, seminar, bergaul dengan orang-orang yang baik. Sementara makanan untuk roh kita didapatkan dari ibadah kita.

  • Carilah sasaran-sasaran yang baik dan berusahalah untuk mencapainya karena orang dapat terjerumus dalam pikiran negatif bila ia merasa tidak ada kemajuan dalam hidupnya.

"Who of you by worrying can add a single hour to his life?
Therefore do not worry about tomorrow, for tomorrow will worry about itself. Each day has enough trouble of its own."
-- Matthew 6:27,34