Thursday, February 23, 2006

#2: Karisma

Cantona
Kualitas kedua dari seorang pemimpin berkaitan dengan karisma. Karisma adalah kemampuan untuk menarik orang kepada anda.
Banyak yang berpikir karisma adalah kualitas bawaan sejak lahir. Berita baiknya adalah hal itu tidak benar, karisma dapat dikembangkan.

#2: Karisma – Kesan Pertamalah yang Terpenting
  • Orang-orang akan tertarik pada orang yang mencintai kehidupan. Seseorang yang memiliki passion (antusiasme) akan menarik orang lain. Bukankah anda tidak ingin melewatkan waktu anda bersama orang-orang yang penggerutu, penuh kepahitan, dan depresi?

  • Jika anda menghargai orang lain, memberikan dorongan, dan membantu mereka mencapai potensinya, mereka akan mengasihi anda.

  • Bagikanlah pengetahuan dan waktu yang anda miliki untuk orang lain. Pemimpin yang memperhatikan orang lain dan dapat memberikan nilai tambah dalam hidup mereka akan memperlihatkan karisma.

  • Hambatan terhadap karisma adalah sifat yang congkak, tidak menyukai diri sendiri, mudah berubah-ubah (plin-plan), perfeksionis yang tidak realistis, dan sinis.

  • Untuk memperbaiki karisma, anda harus berfokus pada orang lain bukan pada diri sendiri. Jangan mendominasi percakapan dengan hal-hal yang menyangkut diri sendiri.

  • Jika bertemu seseorang untuk pertama kali, berikan kesan yang baik. Tanyakan namanya, fokuskan pada minatnya, bersikap positif, dan perlakukan orang tersebut sebagai orang yang benilai "10".


“Be devoted to one another in brotherly love. Honor one another above yourselves.”
-- Romans 12:10

Wednesday, February 22, 2006

#1: Karakter

Arrival Of The Hero
Sekitar setengah tahun lalu, saya membaca buku karangan John Maxwell yang berjudul The 21 Indispensable Qualities of a Leader . Menurut saya, buku tersebut isinya sangat menarik dan bukan cuma omong kosong. Buku itu membantu pembacanya untuk dapat mengenali, mengembangkan, dan menyempurnakan karakteristik pribadi yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif dan menjadi teladan bagi orang lain. Buku tersebut sudah diterjemahkan dan harganya murah banget, cuma 23.000 rupiah, masih lebih murah daripada nonton di mall, kan ? :-)

Jika memang memungkinkan, saya sangat menyarankan untuk membaca buku tersebut. Namun bagi yang merasa gak punya cukup waktu untuk baca buku atau merasa rumahnya udah terlalu penuh untuk dimasuki buku-buku baru atau memang cuma suka baca ringkasan, berikut ini saya tuliskan ringkasan dari buku tersebut. Kualitas yang pertama berkaitan dengan karakter.

#1: Karakter - Jadilah Bagian dari Batu Karang
  • Masalah atau krisis belum tentu menguatkan karakter, namun pasti akan mengungkapkan karakter seseorang. Orang yang menghadapi masalah dan memilih untuk tetap bertindak benar, akan menjadi lebih kuat, meskipun kadang pilihannya membawa konsekuensi negatif.

  • Karakter lebih dari sekedar perkataan, perbuatanlah yang mengindikasikan karakter sesungguhnya. Karakter berkaitan dengan integritas, yaitu perbuatan harus sesuai dengan perkataan dan pemikiran.

  • Karakter adalah pilihan. Kita tidak dapat memilih bakat, IQ, orang tua, atau keadaan kelahiran kita, namun kita dapat memilih karakter dengan bagaimana cara kita bertindak ketika menghadapi situasi-situasi yang sulit.

  • Orang yang mencapai sukses namun tidak memiliki dasar yang kuat untuk membantunya dalam menghadapi stress pasti akan mengalami bencana.

  • Beberapa gejala dari karakter yang lemah adalah arrogance (congkak), aloneness (perasaan sendirian), recklessness (ceroboh dan tidak memikirkan konsekuensi negatif), adultery (perselingkuhan). Selain hal-hal tersebut, kita harus selalu menanyakan pada diri sendiri: apa perkataanku cocok dengan perbuatanku?

  • Awal dari perbaikan karakter adalah menghadapi semua kelemahan kita dan meminta maaf pada orang-orang yang telah kita sakiti.

  • Setelah memperbaiki masa lalu, langkah berikutnya adalah membangun kembali masa depan dengan mencegah kekeliruan yang sama terulang kembali.

“If you falter in times of trouble, how small is your strength”
-- Proverbs 24:10 (NIV)

Pembahasan lanjutan tentang The 21 Indispensable Qualities of a Leader (21 Kualitas Kepemimpinan Sejati) akan dibahas pada posting-posting berikutnya.

Sunday, February 19, 2006

Tips untuk CEO

Michael P. Hall
Berikut ini adalah tips-tips untuk CEO (Chief Executive Officer) atau pimpinan perusahaan. Tips-tips ini diambil dari Executive Book Summaries mengenai buku berjudul Jack: Straight from the Gut yang ditulis oleh Jack Welch (mantan CEO General Electric)

Tidak ada formula ajaib untuk menjadi CEO. Semua melakukannya dengan cara berbeda, dan tidak ada benar dan salah mengenai perbedaan cara-cara tersebut. Tidak ada formula ajaib yang dapat dipakai untuk memecahkan setiap kasus. Tetapi, Jack Welch telah merumuskan beberapa hal yang telah membantunya memimpin GE selama bertahun-tahun. Beberapa di antaranya adalah:

#1: Jagalah integritas
Milikilah karakter yang penuh integritas dan jangan pernah melupakannya. Integritas artinya kejujuran, ketulusan hati, dan keutuhan, di mana tindakan anda sesuai dengan apa yang anda pikirkan dan ucapkan.
Orang-orang mungkin tidak setuju dengan semua kebijakan-kebijakan Jack Welch, tetapi mereka tahu bahwa kebijakannya selalu didasari oleh hati yang tulus dan jujur.

#2: Tentukan ritme perusahaan anda
Sebagai pimpinan perusahaan, anda harus memberikan contoh yang baik. Kerja keras dari pemimpin dan sikap pemimpin akan ditiru oleh orang-orang yang berada di bawahnya.

#3: Maksimalkan semua intelektualitas yang ada di perusahaan
Mengetahui ide-ide terbaik dari para pegawai dan mentransfernya ke keseluruhan bagian dari perusahaan adalah hal yang terpenting. Bersikaplah terbuka terhadap informasi yang baik dari siapa saja dan di mana saja, dan bagikan informasi itu pada keseluruhan bagian perusahaan.

#4: Tempatkan dulu orang-orang, strategi belakangan...
Menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat adalah hal yang jauh lebih penting daripada memikirkan strategi perusahaan. Tanpa adanya pemimpin yang tepat, pemikiran strategi yang sangat baik hanya akan berdampak kecil. Sebaliknya dengan menempatkan orang-orang yang tepat, maka strategi dan kebijakan perusahaan akan secara otomatis muncul dan berkembang.

#5: Tekankan informalitas
Suasana yang informal adalah suatu keunggulan. Hal ini bukan berarti menggunakan nama panggilan, bisa parkir di mana saja, atau memakai pakaian casual. Ini artinya setiap orang harus sama-sama dihargai dan mereka harus tahu bahwa semua orang benar-benar diperhitungkan dan dihargai. Antusiasme dan ide-ide akan muncul dari orang-orang yang bekerja pada situasi kerja yang menyenangkan.

#6: Jadilah orang yang percaya diri
Arogan adalah sikap yang merusak, ambisi yang berlebihan juga memiliki efek yang sama. Tetapi percaya diri yang wajar adalah sikap pemenang. Tanda dari sikap percaya diri yang baik adalah keberanian untuk terbuka pada perubahan dan ide-ide baru, tak peduli dari mana asalnya. Orang-orang yang percaya diri tidak takut ide atau pendapatnya ditentang orang lain. Mereka akan menikmati hal itu sebagai tantangan yang dapat lebih memperkaya ide-ide.

#7: Selalu berikan penilaian atau penghargaan atas kinerja
Ketika sedang memberikan kenaikan gaji atau memberikan opsi saham pada pegawai, jangan lupa untuk memberikan penilaian pada kinerja pegawai.
Sistem yang baik adalah sistem meritokrasi, di mana sistem ini memberikan kesempatan dan keuntungan bagi orang-orang yang memiliki kemampuan lebih dan telah menghasilkan prestasi yang baik.

#8: Ingatlah budaya dan nilai-nilai perusahaan anda
Jika perusahaan mengalami merger atau akuisisi, jangan tinggalkan nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan baik yang telah berlangsung dalam perusahaan. Dengan mempertahankan nilai-nilai maka pegawai tidak menjadi bingung dengan perubahan sehingga visi perusahaan dapat tetap dikejar.

#9: Hargailah kecepatan
Jack Welch seringkali menanyakan pada dirinya sendiri, “Berapa kali sebenarnya aku ingin menunda untuk mengambil keputusan ini?” vs. “Berapa kali sebenarnya aku ingin lebih cepat untuk mengambil keputusan itu?”, dia menemukan bahwa pertanyaan terakhir jauh lebih sering terjadi. Kecepatan dalam mengambil keputusan adalah hal yang sangat penting.

#10: Lupakan cara-cara perusahaan besar
Keuntungan dari perusahaan kecil – kelincahan, kecepatan, dan kemudahan berkomunikasi – seringkali hilang ketika perusahaan berkembang menjadi besar. Pengalaman Jack Welch mengajarkan bahwa membentuk proyek kecil dan mengisolasinya dari hal-hal lain di luar proyek tersebut adalah suatu langkah yang bijak. Pada proyek dengan skala lebih kecil, orang-orang yang terlibat lebih terfokus sehingga mereka dapat bekerja lebih bersemangat, berani mengambil resiko, dan memiliki dukungan sumber daya yang tepat.

Sunday, February 12, 2006

Hindsight

charles  thomas of camp tuffit

Apaan sih hindsight itu? Padanan kata’nya dalam Bahasa Indonesia tercinta memang tidak ada, tapi kalo diliat di kamus artinya mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi di masa lalu.

Baru-baru ini saya menemukan blog yang menarik, yaitu Let the good times roll yang ditulis oleh Guy Kawasaki. Pada blog tersebut ada posting hindsight dari pengalaman hidupnya.

Berikut ini adalah hal-hal yang dituliskan oleh Guy Kawasaki, seorang managing director dari garage.com, penulis delapan buku, dan pembicara. Dia telah mengatakan bahwa jangan menerima yang dituliskannya sebagai “pasti benar”. Tapi inilah pelajaran dari pengalaman hidupnya beserta comment-comment saya yang -- pasti juga tidak -- “pasti benar”. Cuma opini aja... Don’t take it too seriously...

Ada 10 hal, secara singkat 10 hal tersebut adalah:
#10: Bergantung pada orang tua selama mungkin
Guy Kawasaki adalah tipe seorang murid rajin yang menyelesaikan college dalam 3,5 tahun. Dia tidak suka bersantai atau mengambil liburan karena menganggapnya tidak berguna bagi masa depannya dan akan menunda kelulusan.

Dia mengambil kesimpulan, ini salah. Kita akan bekerja selama sisa hidup kita, jadi jangan tergesa-gesa untuk memulainya. Dia mengatakan saat kuliah harus dinikmati sebelum kita memiliki cicilan rumah, mobil, dan mengurus anak-anak.

Ambil liburan. Bekerjalah magang walaupun dibayar sedikit ataupun tidak dibayar sama sekali. Temukan hal-hal yang membuatmu antusias.

Guy Kawasaki beranggapan orang tua juga suka mensupport anak-anaknya. Dia juga menuliskan perpanjang saja masa-masa college’mu menjadi 6 tahun :-)

My opinion: jangan terlalu menganggap benar yang satu ini, hal yang penting adalah keseimbangan. Kita tidak boleh terlalu gaul, sampe lupa belajar dan gak lulus2. Kan malu kalo semua teman udah lulus tapi kita belum. Bukankah orang tua juga bangga kalau anaknya bisa cepet lulus dan bekerja?
Tapi kita juga tidak boleh terlalu disibukkan oleh pelajaran kuliah sampe jadi nerd dan gak gaul sama sekali.


#9: Kejar kebahagiaan, jangan kesenangan (joy, not happines)
Rumah bagus, mobil bagus, barang-barang mewah bisa membuat senang. Tapi kesenangan hanya sementara dan bisa lenyap seketika. Tapi kebahagiaan tidak bisa diprediksi. Kebahagiaan datang dengan mengejar atau mengerjakan hal-hal yang sesuai dengan antusiasme.

Hal ini bisa diartikan misalnya: mempelajari apa yang benar-benar membuatmu antusias. Ini bisa saja bertentangan dengan keinginan orang tua. Ada juga orang yang menentukan jurusan studinya dengan melihat jenis pekerjaan apa yang kira-kira banyak dibutuhkan orang di masa yang akan datang. Hal ini juga salah.

Guy Kawasaki pernah masuk sekolah hukum dan hanya bertahan selama 2 minggu, dia merasa tidak cocok.

My Opinion: pursue joy, not happines. This one I completely agree. Tapi jangan lupa, jangan sampai kita memiliki antusiasme yang salah. Kalau kita antusias pada hal yang salah dan benar-benar kita kejar, wah... habislah kita...
Kesenangan bersifat sementara karena hal ini dipengaruhi oleh keadaan di sekitar kita, sementara kebahagiaan kekal karena hal ini disebabkan oleh kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Setiap orang dilahirkan dengan antusiasme yang berbeda. Jadi, jangan cuma ngikut arus.


#8: Pertanyakan yang sudah diketahui dan terimalah yang belum diketahui
Kesalahan terbesar dalam hidup: menerima yang sudah kita ketahui dan menolak hal-hal yang belum kita ketahui. Guy Kawasaki memberikan ilustrasi yang menarik:

Pada akhir 1800-an, ada perusahaan es yang berkembang pesat di Northeast. Perusahaan tersebut memotong balok-balok es dari danau yang membeku, kemudian menjualnya ke seluruh dunia. Order terbesar perusahaan ini adalah pengiriman es sebanyak 200 ton ke India. Sebanyak 100 ton berhasil sampai di India, tapi sisanya meleleh. Tapi hal ini sudah cukup baik bagi keuntungan perusahaan.

Perusahaan yang memotong es dari danau ini akhirnya bangkrut karena ada perusahaan pembuat es yang menemukan mesin pembuat es secara mekanik (Note: saya juga tidak ngerti mesin kayak apa ini). Jadi tidak diperlukan lagi memotong dan mengirimkan es karena es bisa dibuat di mana saja dalam musim apa saja.

Perusahaan pembuat es ini akhirnya juga bangkrut karena adanya perusahaan pembuat kulkas dan freezer. Orang dapat membuat es sendiri di rumah dengan kulkasnya masing-masing dan tidak perlu membeli es balok, pergi ke pabrik es, atau menunggu tukang mengirimkan es.

Perusahaan yang memotong es dari danau hanya memikirkan apa yang dia tahu, yaitu gergaji yang lebih baik, tempat penyimpanan yang lebih baik, serta transportasi yang lebih baik. Sementara perusahaan pembuat es juga tidak bisa melangkah ke depan dan memikirkan tentang kulkas dan freezer.

Jadi jangan seperti dua perusahaan es itu. Terimalah hal-hal yang baru dan pertanyakanlah hal-hal yang sudah kamu ketahui.

My Opinion:
Tak perlu komentar, sudah pasti semua orang setuju soal yang satu ini. Walaupun kadang memang sulit untuk menerima hal-hal baru yang di luar kebiasaan, sekalipun hal baru itu sesuatu yang baik. Contoh: bos-bos dari toko-toko tradisional di daerah sekitar Kembang Jepun, Surabaya masih enggan kalo disuruh menjalankan usahanya dengan menggunakan sistem akuntansi yang baik dan terkomputerisasi.


#7: Belajar bahasa asing, mainkan musik, dan mainkan olahraga yang tanpa kontak fisik
Bermain olahraga tanpa kontak fisik memang perlu. Kenapa? karena kalau kita udah tua, masak kita mau olahraga yang melibatkan kontak fisik seperti sepakbola atau basket :-). Tentu akan lucu kalau kita melihat 22 orang yang sudah tua bermain sepakbola, bukankah jauh lebih normal kalau kita melihat orang berumur 50’an bermain tenis?

My Opinion:
belajar bahasa asing: kalo soal ini yang paling penting, tentu belajar bahasa Inggris. Bahasa Mandarin perlu juga atau nggak ya? Susah banget tuh…
mainkan musik: wah kalo ini agak susah, saya lebih pilih ndengerin aja. Beli kaset atau cd dan dengarkan di mobil waktu hujan.. sip deh.., asal gak banjir hehehe
olahraga non kontak fisik: kayaknya masuk akal deh..., swimming or badminton is a good idea, instead of tennis.


#6: Teruslah belajar
Yang perlu diingat: belajar tidak harus di sekolah. Kita bisa bersekolah bertahun-tahun tapi tidak belajar apa-apa, sebaliknya kita bisa belajar banyak walaupun sedang tidak berada dalam lingkungan sekolah.

My Opinion:
Completely agree, apalagi kalo di dunia IT, seperti aku.. kalo gak belajar, abis deh… kalah sama anak kuliahan. :-(

Note: udah mulai capek nih ngetiknya, bacanya juga pasti udah capek ya??

#5: Belajar untuk menyukai diri sendiri atau ubahlah hingga kamu menyukainya
Terimalah dirimu apa adanya, itu bisa menjagamu dari rokok, narkoba, dan sejenisnya..

My Opinion:
Setuju nih, awal dari kehancuran adalah membenci diri kita sendiri dan ingin menjadi orang lain.
“Don't try to be like those who shoulder their way through life.Why be a bully?
"Why not?" you say. Because GOD can't stand twisted souls.”
-- Psalms 3:31-32 (The Message)

#4: Jangan menikah terlalu cepat
Guy Kawasaki menikah waktu usia 32 tahun. Dia mengatakan, sampai pada usia itu, kamu belum tahu kamu itu siapa. Kamu juga belum tahu siapa yang kamu nikahi.

Dia menambahkan bahwa ia tidak mengenal seorang pun yang menikah terlambat. Namun, ia mengenal banyak orang yang menikah terlalu cepat. Jika kamu memutuskan untuk menikah, ingatlah bahwa kamu akan menerima orang itu apa adanya.

My Opinion:
Kalimat terakhir kayaknya pas banget :-). Tentang usia, itu relatif ya.. Ada juga yang usianya masih muda, tapi jiwanya udah dewasa. It’s ok, yang penting jangan asal comot aja, atau menikah karena kepepet. Dan kayaknya, as far as I know, semua agama menghendaki, atau paling tidak menyarankan, kalo menikah harus seiman, ya nggak?

#3: Bermain untuk menang dan menang untuk bermain
Bermain untuk menang adalah salah satu dari hal-hal terbaik yang dapat kita lakukan. Ini menyebabkan potensi kita tersalurkan, membuat dunia semakin berkembang, dan dapat menyebabkan ekspektasi dari orang lain juga meningkat.

Bagaimana jika kamu kalah? Pastikan bahwa kamu kalah ketika berusaha mendapatkan sesuatu yang benar-benar berharga.

Kemenangan menjadi alat, bukan akhir, untuk mengembangkan dirimu dan juga kompetisi di sekitarmu.

Kemenangan juga menjadi alat untuk bermain lagi. Hasil dari kemenangan – bisa uang, kekuasaan, kepuasan, dan kepercayaan diri – juga tidak boleh dilupakan.

Agar dapat bermain untuk menang, kamu memiliki syarat yang penting: berkompetisi lagi pada kedalaman, jarak, dan ketinggian yang dapat dicapai oleh dirimu.
Sebenarnya, kompetisi yang terbesar adalah dengan dirimu.

My Opinion:
Hidup memang penuh kompetisi. Hal yang sering membatasi kita seringkali adalah pikiran kita sendiri. Karena itu, kita harus menjaga pikiran kita supaya memikirkan hal-hal yang positif.
“Finally, brothers, whatever is true, whatever is noble, whatever is right, whatever is pure, whatever is lovely, whatever is admirable—if anything is excellent or praiseworthy—think about such things.”
-- Phillipians 4:8 (NIV)


#2: Patuhilah hal-hal yang mutlak
Bermain untuk menang, bukan berarti main curang. Selama bertumbuh, kita menemukan banyak hal yang berubah dari mutlak menjadi relatif. Contohnya: waktu kecil kita tahu bahwa berbohong dan mencuri adalah dua hal yang mutlak salah. Tapi setelah dewasa, apalagi setelah memasuki dunia kerja, kita akan dipaksa oleh “sistem” atau lingkungan di sekitar kita untuk berpikir dalam ruang relatif.

Contoh: “Saya tidak mencurangi pajak lebih banyak daripada partner saya”, “Saya cuma ngerokok sedikit, gak make narkoba”.

Ini sangat salah. Patuhilah hal-hal yang mutlak sebisa mungkin. Jika kamu tidak pernah berbohong atau mencuri, kamu tidak perlu mengingat siapa yang kamu bohongi atau apa yang pernah kamu curi.

Selalu ada hal-hal yang mutlak benar dan mutlak salah.

My Opinion:
Kalau ini secara teori ya memang begini, tapi dalam praktek cukup susah juga ya. Apalagi kalo kita jadi pegawai dan bos kita orang yang gak bener, ya nggak? Tapi saya juga setuju kalo poin no 2 ini adalah hal yang penting dan harus kita lakukan.

#1: Nikmati kebersamaan dengan orang tua dan teman-teman selagi mereka ada
Bagi Guy Kawasaki, ini adalah hal yang terpenting. Uang, kekuasaan, atau ketenaran tak akan dapat mengembalikan orang tua dan teman-temanmu setelah mereka pergi.

Semakin tua kita, semakin kita menyadari bahwa orang tua kita benar. Selalu begitu, sampai akhirnya kita sendiri yang menjadi orang tua.

My Opinion:
Gak perlu opini saya deh, pasti semua orang setuju.
“Listen, my son, to your father's instruction and do not forsake your mother's teaching. They will be a garland to grace your head and a chain to adorn your neck.”
-- Proverbs 1:8-9 (NIV)

Itulah pelajaran dari pengalaman hidup Guy Kawasaki. Belajar dari pengalaman orang lain adalah hal yang baik, walaupun tidak semuanya bisa diaplikasikan dalam kehidupan kita. Ambillah beberapa yang cocok bagi kamu. Kalau saya menganggap hal-hal berikut ini adalah hal yang penting:
#9: Kejar kebahagiaan, bukan kesenangan
#8: Pertanyakan yang sudah diketahui dan terimalah yang belum diketahui
#6: Teruslah belajar
#5: Belajar untuk menyukai diri sendiri atau ubahlah hingga kamu menyukainya
#3: Bermain untuk menang dan menang untuk bermain
#2: Patuhilah hal-hal yang mutlak
#1: Nikmati kebersamaan dengan orang tua dan teman-teman selagi mereka ada

Tuesday, February 07, 2006

Blogging juga ah...

ih.. kok kayak'e tambah banyak ya yang jadi blogger, jadi pingin ikutan hehe..
bingung mau cari nama apa..., terus lagi kepikir pingin makan cakue, jadi ya udah dinamain cakue aja blog'nya...

Udah ah, ini kan baru testing...