Nick Vujicic: When God Says No, He Says Yes for Something Better
Tadi sore aku ke gereja di Bethany Nginden. Ada kesaksian dari Nick Vujicic. Who’s he? Nick Vujicic adalah bule Australia yang terlahir tanpa kedua tangan dan kaki. Dia hanya memiliki sebuah kaki kecil yang disebutnya seperti paha ayam :-). Meskipun terlahir demikian, namun dia menjalani hidup sebagai seorang pemenang sehingga hidupnya menjadi sumber inspirasi bagi kehidupan banyak orang. Sekarang Nick berusia 23 tahun dan dia telah menyelesaikan kuliah di bidang akuntansi dan perencanaan keuangan. Dia melakukan perjalanan keliling dunia dan memberikan motivasi bagi setiap orang untuk menjalani hidup dengan kekuatan, rasa syukur, dan penuh sukacita.
Kisah mengenai nick dapat dibaca lebih lengkap di http://www.lifewithoutlimbs.org. Berikut ini adalah sedikit terjemahan yang diambil dari website tersebut.
Nick said:
Dalam Yakobus 1:2 dikatakan, “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan”.
...Menganggap luka, rasa sakit, dan kesulitan sebagai kebahagiaan? Karena orang tua saya adalah orang kristen, bahkan ayah saya adalah seorang pendeta, maka mereka sangat mengenali ayat di atas. Namun pada suatu pagi 4 Desember 1982, dua kata yang berada paling buncit dalam kepala orang tua saya adalah “Puji Tuhan”. Anak mereka yang pertama dilahirkan tanpa tangan dan kaki. Tidak ada peringatan sebelumnya yang membuat mereka siap dengan keadaan ini. Dokter juga shock dan tidak memiliki jawaban apapun.
Orang-orang di gereja saya sedih atas kelahiran saya dan orang tua saya benar-benar terpukul. “Jika Allah adalah Allah yang penuh kasih, kenapa dia membiarkan hal seperti ini terjadi? Apalagi ini terjadi pada orang Kristen yang bersungguh-sungguh”. Ayah saya berpikir saya tidak akan bertahan hidup lama, namun berbagai macam tes medis membuktikan bahwa saya seorang bayi sehat hanya saja beberapa anggota tubuh tidak ada.
Bisa dimengerti kalau orang tua saya merasa mengkuatirkan hidup yang akan saya jalani. Kesulitan pertama yang harus dihadapi adalah orang tua saya harus merasa tenang dan percaya bahwa Tuhan memegang kendali. Ini menghabiskan waktu berbulan-bulan dengan disertai air mata, pertanyaan-pertanyaan, dan kesedihan yang mendalam sebelum mereka akhirnya dapat menerimanya. Tuhan memberi mereka kekuatan, hikmat, dan keteguhan hati pada tahun-tahun awal tersebut dan akhirnya saya cukup besar untuk mulai bersekolah.
Ada orang-orang yang berasumsi bahwa dengan kecacatan saya berarti saya juga mengalami keterbelakangan mental. Hukum di Australia tidak mengijinkan saya untuk bersekolah di sekolah umum karena saya cacat. Tetapi Tuhan melakukan mujizat dan memberi kekuatan pada Ibu saya untuk berjuang agar hukum tersebut diubah. Akhirnya saya adalah salah satu dari orang-orang cacat yang pertama kali diijinkan bersekolah di sekolah umum.
Saya suka bersekolah dan mencoba untuk hidup seperti orang normal lainnya, tetapi itu hanya terjadi pada tahun-tahun awal saya bersekolah di mana saya mengalami beberapa kali perasaan tertolak, aneh, dan dilecehkan karena perbedaan penampilan fisik saya. Itu adalah saat–saat yang sulit bagi saya untuk menjadi terbiasa, namun dengan dukungan orang tua saya, saya mulai belajar untuk mengembangkan sikap-sikap dan nilai-nilai yang menolongku untuk mengatasi masa-masa yang berat.
Saya tahu saya berbeda, tetapi di dalam hati saya sama dengan orang-orang lain. Ada banyak saat di mana saya merasa putus asa tidak mau pergi ke sekolah agar saya tidak perlu menghadapi semua perlakuan atau perhatian yang negatif. Saya dikuatkan oleh orang tua saya untuk mengabaikan semua itu dan mulai mencoba untuk mencari teman dengan hanya berbicara dengan anak-anak tertentu. Tidak lama kemudian, anak-anak lain mulai menyadari bahwa saya sama seperti mereka, dan mulai dari sana Tuhan mulai memberkati saya dengan memberikan teman-teman yang baru.
Ada saat-saat di mana saya merasa depresi dan marah karena saya tidak dapat merubah kondisi hidupku atau menyalahkan siapapun atas apa yang telah terjadi. Saya pergi ke sekolah minggu dan belajar bahwa Tuhan mengasihi kita semua dan Dia peduli pada kita. Sebagai anak kecil, saya mengerti tentang kasih, tapi saya tidak mengerti bahwa kalau Tuhan mengasihi saya mengapa dia membuat saya seperti ini? Apakah ini karena saya melakukan sesuatu yang salah? Saya pikir saya memang telah melakukannya karena dari semua anak di sekolah, hanya saya yang aneh. Saya merasa menjadi beban bagi orang-orang di sekitar saya dan semakin cepat saya pergi, akan lebih baik bagi semua orang. Saya ingin mengakhiri kesulitan dan mengakhiri hidup saya pada usia muda, namun saya bersyukur sekali lagi, karena orang tua dan keluarga saya selalu ada untuk memberikan ketenangan dan kekuatan.
Karena perjuangan emosional yang telah saya alami melalui ejekan, rasa tidak percaya diri, dan rasa kesepian, Tuhan telah menanamkan keinginan untuk membagikan kisah dan pengalaman saya untuk membantu orang lain mengatasi tantangan-tantangan yang mereka alami dalam hidupnya dan membiarkan Tuhan mengubahnya menjadi berkat. Untuk memberikan kekuatan dan memberikan inspirasi bagi orang lain supaya dapat hidup maksimal dengan potensi mereka dan tidak membiarkan siapapun menghalanginya dalam mewujudkan pengharapan dan impiannya.
Setelah saya bertumbuh, Tuhan melanjutkan menyiapkan hati saya dan mengajar saya untuk mencariNya. Salah satu pelajaran awal yang saya dapat adalah tidak boleh bersungut-sungut. Saya mendapat pengertian ini sekitar umur 12 dan saya menyadari bahwa saya telah banyak diberkati. Saya memiliki sebuah kaki kecil, keluarga, dan semua berkat-berkat lain yang telah diberikan Allah dengan cuma-cuma. Apa saya masih akan tetap komplain?
Roma 8 : 28 – “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.”
Ayat itu berbicara pada hati saya dan menyadarkan saya bahwa tidak ada keberuntungan, kesempatan, atau kebetulan bahwa hal-hal “buruk” terjadi dalam hidup kita.
Saya memiliki damai sejahtera setelah mengetahui bahwa Tuhan tidak membiarkan sesuatu terjadi dalam hidup kita kecuali Dia memiliki rencana untuk itu. Saya menyerahkan hidup saya secara total pada Tuhan di usia 15 tahun setelah membaca Yohanes 9. Yesus mengatakan bahwa alasan seorang dilahirkan buta adalah “karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia “. Saya benar-benar percaya bahwa Tuhan akan menyembuhkan saya sehingga saya dapat menjadi kesaksian yang hebat bagi Dia. Belakangan saya diberi hikmat untuk mengetahui bahwa bila kita berdoa untuk sesuatu, bila itu merupakan kehendak Tuhan, itu akan terjadi sesuai dengan waktu Tuhan. Jika itu bukan kehendak Tuhan, maka saya tahu Dia memiliki sesuatu yang lebih baik. Saya sekarang melihat bahwa kemuliaanNya dinyatakan dengan Dia memakai saya seperti sekarang ini, di mana orang lain tidak dapat melakukannya.
Saya percaya bahwa jika anda memiliki keinginan untuk mencapai sesuatu, dan itu merupakan kehendak Tuhan, anda akan mencapainya pada waktu yang tepat. Sebagai manusia, kita seringkali memberi batas pada diri kita. Yang lebih buruk adalah kita memberi batas pada Tuhan yang dapat melakukan segalanya. Kita seringkali menaruh Tuhan di dalam “kotak”. Hal yang menakjubkan mengenai kuasa Tuhan adalah, jika kita ingin melakukan sesuatu untuk Tuhan, jangan berfokus pada kemampuan kita, tetapi konsentrasilah pada kesediaan kita dipakai Tuhan karena kita tahu bahwa Tuhan beserta kita dan kita tidak dapat melakukan apapun tanpa Dia. Ketika kita menyediakan hidup kita untuk dipakai Tuhan, maka tebaklah kemampuan siapa yang menopang kita? Kemampuan Tuhan !
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”. – Filipi 4:13
Tuhan memiliki tujuan yang besar dalam hidupmu. Selama doamu belum dijawab, ingatlah bahwa Tuhan adalah setia dan benar. Apa yang kita lakukan ketika kita mencari namun tidak menemukan?
Yeremia 29:12 – “Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepadaKu, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikian Firman Tuhan.”
Kuatkan dan teguhkan hatimu karena peperangan adalah milik Tuhan dan saya menasehati kamu tetap berjuang untuk kebenaran. Karena kebenaran yang akan membebaskanmu dan damai sejahtera dari Tuhan yang melampaui segala akal akan berdiam dalam hatimu. Tuhan memberkatimu bila kamu mencari Tuhan dan dia akan memberimu hikmat dan kekuatan dalam perjalananmu.
"When God says No, He says Yes for something better"
-- Nick Vujicic
Kisah mengenai nick dapat dibaca lebih lengkap di http://www.lifewithoutlimbs.org. Berikut ini adalah sedikit terjemahan yang diambil dari website tersebut.
Nick said:
Dalam Yakobus 1:2 dikatakan, “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan”.
...Menganggap luka, rasa sakit, dan kesulitan sebagai kebahagiaan? Karena orang tua saya adalah orang kristen, bahkan ayah saya adalah seorang pendeta, maka mereka sangat mengenali ayat di atas. Namun pada suatu pagi 4 Desember 1982, dua kata yang berada paling buncit dalam kepala orang tua saya adalah “Puji Tuhan”. Anak mereka yang pertama dilahirkan tanpa tangan dan kaki. Tidak ada peringatan sebelumnya yang membuat mereka siap dengan keadaan ini. Dokter juga shock dan tidak memiliki jawaban apapun.
Orang-orang di gereja saya sedih atas kelahiran saya dan orang tua saya benar-benar terpukul. “Jika Allah adalah Allah yang penuh kasih, kenapa dia membiarkan hal seperti ini terjadi? Apalagi ini terjadi pada orang Kristen yang bersungguh-sungguh”. Ayah saya berpikir saya tidak akan bertahan hidup lama, namun berbagai macam tes medis membuktikan bahwa saya seorang bayi sehat hanya saja beberapa anggota tubuh tidak ada.
Bisa dimengerti kalau orang tua saya merasa mengkuatirkan hidup yang akan saya jalani. Kesulitan pertama yang harus dihadapi adalah orang tua saya harus merasa tenang dan percaya bahwa Tuhan memegang kendali. Ini menghabiskan waktu berbulan-bulan dengan disertai air mata, pertanyaan-pertanyaan, dan kesedihan yang mendalam sebelum mereka akhirnya dapat menerimanya. Tuhan memberi mereka kekuatan, hikmat, dan keteguhan hati pada tahun-tahun awal tersebut dan akhirnya saya cukup besar untuk mulai bersekolah.
Ada orang-orang yang berasumsi bahwa dengan kecacatan saya berarti saya juga mengalami keterbelakangan mental. Hukum di Australia tidak mengijinkan saya untuk bersekolah di sekolah umum karena saya cacat. Tetapi Tuhan melakukan mujizat dan memberi kekuatan pada Ibu saya untuk berjuang agar hukum tersebut diubah. Akhirnya saya adalah salah satu dari orang-orang cacat yang pertama kali diijinkan bersekolah di sekolah umum.
Saya suka bersekolah dan mencoba untuk hidup seperti orang normal lainnya, tetapi itu hanya terjadi pada tahun-tahun awal saya bersekolah di mana saya mengalami beberapa kali perasaan tertolak, aneh, dan dilecehkan karena perbedaan penampilan fisik saya. Itu adalah saat–saat yang sulit bagi saya untuk menjadi terbiasa, namun dengan dukungan orang tua saya, saya mulai belajar untuk mengembangkan sikap-sikap dan nilai-nilai yang menolongku untuk mengatasi masa-masa yang berat.
Saya tahu saya berbeda, tetapi di dalam hati saya sama dengan orang-orang lain. Ada banyak saat di mana saya merasa putus asa tidak mau pergi ke sekolah agar saya tidak perlu menghadapi semua perlakuan atau perhatian yang negatif. Saya dikuatkan oleh orang tua saya untuk mengabaikan semua itu dan mulai mencoba untuk mencari teman dengan hanya berbicara dengan anak-anak tertentu. Tidak lama kemudian, anak-anak lain mulai menyadari bahwa saya sama seperti mereka, dan mulai dari sana Tuhan mulai memberkati saya dengan memberikan teman-teman yang baru.
Ada saat-saat di mana saya merasa depresi dan marah karena saya tidak dapat merubah kondisi hidupku atau menyalahkan siapapun atas apa yang telah terjadi. Saya pergi ke sekolah minggu dan belajar bahwa Tuhan mengasihi kita semua dan Dia peduli pada kita. Sebagai anak kecil, saya mengerti tentang kasih, tapi saya tidak mengerti bahwa kalau Tuhan mengasihi saya mengapa dia membuat saya seperti ini? Apakah ini karena saya melakukan sesuatu yang salah? Saya pikir saya memang telah melakukannya karena dari semua anak di sekolah, hanya saya yang aneh. Saya merasa menjadi beban bagi orang-orang di sekitar saya dan semakin cepat saya pergi, akan lebih baik bagi semua orang. Saya ingin mengakhiri kesulitan dan mengakhiri hidup saya pada usia muda, namun saya bersyukur sekali lagi, karena orang tua dan keluarga saya selalu ada untuk memberikan ketenangan dan kekuatan.
Karena perjuangan emosional yang telah saya alami melalui ejekan, rasa tidak percaya diri, dan rasa kesepian, Tuhan telah menanamkan keinginan untuk membagikan kisah dan pengalaman saya untuk membantu orang lain mengatasi tantangan-tantangan yang mereka alami dalam hidupnya dan membiarkan Tuhan mengubahnya menjadi berkat. Untuk memberikan kekuatan dan memberikan inspirasi bagi orang lain supaya dapat hidup maksimal dengan potensi mereka dan tidak membiarkan siapapun menghalanginya dalam mewujudkan pengharapan dan impiannya.
Setelah saya bertumbuh, Tuhan melanjutkan menyiapkan hati saya dan mengajar saya untuk mencariNya. Salah satu pelajaran awal yang saya dapat adalah tidak boleh bersungut-sungut. Saya mendapat pengertian ini sekitar umur 12 dan saya menyadari bahwa saya telah banyak diberkati. Saya memiliki sebuah kaki kecil, keluarga, dan semua berkat-berkat lain yang telah diberikan Allah dengan cuma-cuma. Apa saya masih akan tetap komplain?
Roma 8 : 28 – “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.”
Ayat itu berbicara pada hati saya dan menyadarkan saya bahwa tidak ada keberuntungan, kesempatan, atau kebetulan bahwa hal-hal “buruk” terjadi dalam hidup kita.
Saya memiliki damai sejahtera setelah mengetahui bahwa Tuhan tidak membiarkan sesuatu terjadi dalam hidup kita kecuali Dia memiliki rencana untuk itu. Saya menyerahkan hidup saya secara total pada Tuhan di usia 15 tahun setelah membaca Yohanes 9. Yesus mengatakan bahwa alasan seorang dilahirkan buta adalah “karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia “. Saya benar-benar percaya bahwa Tuhan akan menyembuhkan saya sehingga saya dapat menjadi kesaksian yang hebat bagi Dia. Belakangan saya diberi hikmat untuk mengetahui bahwa bila kita berdoa untuk sesuatu, bila itu merupakan kehendak Tuhan, itu akan terjadi sesuai dengan waktu Tuhan. Jika itu bukan kehendak Tuhan, maka saya tahu Dia memiliki sesuatu yang lebih baik. Saya sekarang melihat bahwa kemuliaanNya dinyatakan dengan Dia memakai saya seperti sekarang ini, di mana orang lain tidak dapat melakukannya.
Saya percaya bahwa jika anda memiliki keinginan untuk mencapai sesuatu, dan itu merupakan kehendak Tuhan, anda akan mencapainya pada waktu yang tepat. Sebagai manusia, kita seringkali memberi batas pada diri kita. Yang lebih buruk adalah kita memberi batas pada Tuhan yang dapat melakukan segalanya. Kita seringkali menaruh Tuhan di dalam “kotak”. Hal yang menakjubkan mengenai kuasa Tuhan adalah, jika kita ingin melakukan sesuatu untuk Tuhan, jangan berfokus pada kemampuan kita, tetapi konsentrasilah pada kesediaan kita dipakai Tuhan karena kita tahu bahwa Tuhan beserta kita dan kita tidak dapat melakukan apapun tanpa Dia. Ketika kita menyediakan hidup kita untuk dipakai Tuhan, maka tebaklah kemampuan siapa yang menopang kita? Kemampuan Tuhan !
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”. – Filipi 4:13
Tuhan memiliki tujuan yang besar dalam hidupmu. Selama doamu belum dijawab, ingatlah bahwa Tuhan adalah setia dan benar. Apa yang kita lakukan ketika kita mencari namun tidak menemukan?
Yeremia 29:12 – “Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepadaKu, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikian Firman Tuhan.”
Kuatkan dan teguhkan hatimu karena peperangan adalah milik Tuhan dan saya menasehati kamu tetap berjuang untuk kebenaran. Karena kebenaran yang akan membebaskanmu dan damai sejahtera dari Tuhan yang melampaui segala akal akan berdiam dalam hatimu. Tuhan memberkatimu bila kamu mencari Tuhan dan dia akan memberimu hikmat dan kekuatan dalam perjalananmu.
"When God says No, He says Yes for something better"
-- Nick Vujicic